Setelah kemarin saya membahas mengenai pergerakan Lazio
di bursa transfer hingga ditutupnya bursa transfer, kali ini musim Lazio pun
terus berlanjut. Melewati 2 pekan jeda internasional, Lazio lalu ditunggu oleh
Sampdoria yang sudah siap untuk menjamu di rumah kebanggaannya, Stadion Luigi
Ferraris.
Setelah 2 kemenangan yang telah kami dapatkan sebelumnya,
tentu kami berusaha untuk memperpanjang laju rentetan kemenangan tersebut.
Namun, cerita berakhir lain di Luigi Ferraris. Lazio harus puas mendapatkan
hasil imbang setelah ditahan oleh Sampdoria dengan skor akhir 0 - 0.
Setelahnya, Lazio berhasil bangkit dan kembali membukukan 2 kemenangan beruntun
atas Bologna dan Cagliari sebelum akhirnya kembali bermain imbang 0 – 0 melawan
Inter Milan.
Pola yang sama pun terjadi setelah Lazio bermain imbang 0
– 0 melawan Inter. Lazio berhasil meraih 2 kemenangan beruntun lagi, kali ini
atas Torino dan Chievo, sebelum akhirnya lagi-lagi ditahan imbang dengan skor 0
– 0 yang kali ini diberikan oleh Empoli.
Kemudian, Lazio berhasil meraih kemenangan dari Palermo.
Namun, mimpi buruk kami datang 4 hari setelahnya, ketika Lazio harus bertandang
ke markas Sassuolo. Di sana, kami harus menelan kekalahan pertama kami pada
Serie A musim ini, setelah mantan pemain Lazio musim lalu, Alessandro Matri
memberikan 2 gol kemenangan untuk Sassuolo. Pertandingan pun berakhir dengan
skor 3 – 2 untuk Sassuolo.
Lazio Fixture - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Sepulangnya kami dari markas Sassuolo, kami harus
dihadapkan dengan pertandingan berat di Giornata berikutnya. Pertandingan penuh
makna yang akan menguras habis segala kondisi serta emosi. Pertandingan yang
mempertaruhkan gengsi, juga harga diri. Ya, derbi tim ibu kota antara Lazio
melawan AS Roma.
Pertemuan pertama kali ini, Lazio terlebih dahulu-lah
yang harus menjamu AS Roma. Selisih 2 poin pada tabel klasemen sementara
membuat Lazio berada di peringkat 3, membelakangi AS Roma yang siap menerkam
diperingkat 5. Namun kali ini, Lazio harus bekerja lebih extra setelah menelan
kekalahan dari Sassuolo.
League Table - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Akhirnya, pertandingan itu pun tiba. AS Roma datang
dengan rasa haus akan kemenangan, dan sangat berambisi untuk meraih 3 poin agar
dapat membangkitkan kembali mental mereka setelah menerima 2 hasil imbang
beruntun sebelumnya. Sementara Lazio pun tak mau dipecundangi di kandang
sendiri, serta harus melupakan hasil pertandingan sebelumnya dan fokus pada
pertandingan ini.
Atmosfer pertandingan pun terus merasuk kedalam diri
setiap pemain, staff, maupun para suporter yang hadir. Aura sebuah pertandingan
yang panas dan juga keras. Stadion pun mulai dipenuhi suporter dari kedua kubu
tersebut. Nyanyian mulai terdengar dari tribun. Sementara di ruang ganti, para
pemain Lazio berusaha untuk fokus memperhatikan arahan dari sang pelatih. Rasa
gugup mulai merasuki perasaan beberapa pemain, membayangkan betapa kerasnya
pertandingan ini. Namun, tak sedikit pula pemain yang semakin merasa bergairah
dan bersemangat untuk menjalani pertandingan ini.
Pertandingan pun segera dimulai. Para pemain pun memasuki
area pertarungan. Terlihat para pemain sudah mulai berbaris rapi memasuki
lapangan, serta tak lama kemudian saling berjabat tangan sebelum pertempuran
dimulai. Dari sisi taktis, Lazio memainkan formasi 4-3-1-2 dengan memasang 2 wingback
di sisi sayap dan menumpuk 3 pemain tengah sejajar yang akan mengcover lini
pertahanan maupun lini serang. Sementara AS Roma bermain dengan formasi 4-2-3-1
dengan mengandalkan Dzeko sebagai tumpuan serangan, dibantu oleh 3 pemain
dibelakangnya.
Line up Lazio vs Roma - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Kick off pertandingan pun dilakukan. AS Roma lebih dulu
mendapatkan kesempatan untuk menguasai bola. 56 detik pertandingan berjalan,
seluruh suporter Lazio terdiam, mereka kaget, emosi, kesal. Tanpa diduga,
Vermaelen berhasil membobol gawang Lazio hanya dalam waktu kurang dari 1 menit
pertandingan berjalan. Berawal dari sepak pojok yang didapatkan AS Roma,
Vermaelen yang lepas tanpa kawalan pun berhasil menanduk bola untuk merobek
jala gawang Lazio. Skor 0 – 1 untuk AS Roma.
Lalu, pertandingan pun dimulai kembali. Kali ini Lazio
terus menguasai bola dengan hati-hati. Juga dengan visi yang sama, menyerang
agar dapat menyamakan kedudukan. Dari tribun, para suporter terus bernyanyi dan
memberikan semangat kepada pemain-pemain yang bertanding dilapangan. Kembali ke
lapangan, melalui sebuah skema umpan panjang dari tengah lapangan, Immobile
yang lolos dari kawalan pemain bertahan pun berhasil membuat Lazio menyamakan
kedudukan. Skor berubah menjadi 1-1. Raut muka para suporter Lazio pun kembali
ceria. Mereka kembali bernyanyi lepas sambil berharap bahwa timnya akan membawa
pulang kemenangan. Sementara suporter AS Roma kali ini terdiam, namun tetap
yakin akan mendapatkan hasil positif pada pertandingan ini.
Memasuki menit 27, tribun mulai menggila. Sorak sorai
suporter Lazio bergema ke seluruh antero stadion. Isaac Cofie kali ini menjadi
aktor utama menggilanya para suporter Lazio. Melalui skema umpan-umpan pendek,
Isaac Cofie yang melakukan pergerakan pun dilihat dengan jeli oleh Keita Balde
yang mengirimkan umpan membelah pertahan AS Roma. Umpan tersebut pada akhirnya
berhasil dimanfaatkan oleh Cofie menjadi sebuah gol. Selepas gol itu, teriakan
gembira para suporter Lazio pun menjadi-jadi. Sementara AS Roma pun kembali
terdiam. Para pemain, hingga suporter pun mulai merasa kecewa. Beberapa pemain
AS Roma mulai menunjukkan wajah kesal, dan rasa tidak terima. Namun,
pertandingan baru berjalan 27 menit. Masih banyak hal yang akan terjadi
selanjutnya.
Skor 2-1 untuk Lazio. Selepas itu, kedua tim pun saling
melakukan serangan demi serangan. Lazio berhasil beberapa kali mengancam
melalui Immobile dan Felipe Anderson. Sementara AS Roma mulai memberikan
secercah harapan untuk para suporternya melalui Nainggolan dan Dzeko. Sampai
babak pertama selesai, skor tetap 2-1.
Jeda istirahat babak pertama, para pemain dari kedua tim
mulai melakukan evaluasi taktik agar mendapatkan hasil yang lebih baik di babak
kedua. Dari kubu Lazio sang manajer membuat perubahan taktikal kepada Senad
Lulic, sang pemain bertahan kiri. Ia diberikan peran lebih bertahan (Defend)
dari sebelumnya diberikan peran Support. Sementara di ruang ganti AS Roma,
terdengar teriakan-teriakan yang berasal dari luapan emosi para pemainnya.
Mereka kecewa dan tidak terima, mereka marah, dan siap untuk menuangkan segala
emosinya di babak kedua nanti. Dari segi taktikal, AS Roma mengubah formasi
mereka menjadi sedikit tidak lazim. Mereka secara tak terduga memasang formasi
4-2-4, dengan 4 pemain yang berdiri sejajar didepan, serta Dzeko yang keluar
digantikan oleh Leandro Paredes.
Lazio vs Roma Supporters - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Babak kedua pun dimulai. Luapan emosi mulai terlihat di
jalannya pertandingan. Tekel keras pun mulai saling diberikan oleh beberapa
pemain AS Roma. Namun, baru 3 menit babak kedua dimulai, mereka harus kembali
menelan pil pahit. Ya, mereka harus kembali menahan emosi mereka, setelah
Vermaelen, sang pencetak gol pertama, mendapatkan kartu kuning keduanya yang
membuat ia harus meninggalkan lapangan lebih dulu. Immobile yang kembali lepas
dari penjagaan, seolah menjadi momok menakutkan yang memaksa Vermaelen harus
melakukan tekel dari belakang.
Vermaelen pun diusir. Seluruh pemain AS Roma merasa tidak
terima. Mereka semakin kesal dan kecewa. Ketegangan pun dimulai berkat kartu
merah tersebut. Keributan-keributan kecil pun tak bisa dihindarkan. Saling
dorong, serta adu mulut terjadi. Namun, beruntunglah kejadian itu tak
berlangsung lama. Permainan kembali dilanjutkan tanpa ada tambahan kartu kuning
maupun merah. Pekerjaan para pemain AS Roma semakin berat dengan 10 pemain
tersisa.
Kartu merah itu pun memaksa AS Roma kembali melakukan
pergantian pemain. Namun, alih-alih melakukan pergantian untuk memperkuat
lubang yang ditinggalkan Vermaelen, AS Roma malah memasukan Salah yang
menggantikan Perroti. Dan kemudian, pertandingan pun kembali berjalan. Dengan
10 pemain, AS Roma terlihat begitu kesulitan untuk mengambil alih permainan
dari Lazio, meskipun sempat beberapa kali memberikan serangan yang mengancam.
AS Roma yang begitu bernafsu untuk meraih kemenangan,
kembali melakukan pergantian pemain dengan memasukkan El Shaarawy yang
menggantikan Grenier. Dengan 4 pemain bernaluri menyerang tersebut, diharapkan
AS Roma dapat menyamakan kedudukan ataupun meraih kemenangan. Sementara Lazio,
baru melakukan pergantian pemain pada menit 63 dengan masuknya Radu yang
menggantikan Lulic, pemain yang tampil buruk selama pertandingan ini. Pada
menit 76, Lazio menghabiskan sisa jatah pergantian pemainnya dengan memasukan
Alejandro Gomez dan Alessandro Rossi yang masing-masing menggantikan pos Felipe
Anderson dan Keita Balde.
Namun, sial tetaplah sial. Bahkan kali ini AS Roma bisa
dibilang sangat sial. Pada menit 84, Federico Fazio harus ditarik keluar
lapangan karena mengalami cidera. AS Roma terpaksa harus menghabiskan sisa
pertandingan dengan 9 orang pemain, karena sudah tidak ada lagi slot untuk
pergantian pemain. Semua suporter AS Roma terlihat sudah putus asa. Dengan 9
orang pemain dan tertinggal 1 gol, mereka berfikir semuanya sudah selesai.
Sebagian suporter AS Roma pun beranjak dari kursinya. Mereka sudah tidak mau
lagi menonton pertandingan ini. Beberapa dari mereka berkata bahwa semua ini
hanya lelucon. Mereka semua sangat marah dan tidak terima.
Di lapangan, para pemain AS Roma harus menghadapi kenyataan,
lalu berjuang dengan 9 pemain tersisa. Lazio pun makin menjadi-jadi. Serangan
terus diberikan, seperti tidak memiliki rasa tega. Mereka sangat bernafsu untuk
menghabisi sang musuh bebuyutan. Hingga pada akhirnya, di menit 92, Alejandro
Gomez datang untuk memberikan kepastian. 3 poin menjadi milik Lazio. Gol nya
pada menit itu pun memperlebar jarak, dan membuat suporter Lazio semakin teriak
lebih kencang lagi. Rasa sedih mulai terlihat dari para pemain AS Roma. Mereka
terasa sangat terpukul pada pertandingan ini. Alejandro Gomez datang sebagai
sosok antagonis bagi AS Roma. Memanfaatkan serangan balik, Immobile yang
menggiring bola di sisi kanan dengan mudahnya memberikan umpan ke tengah kotak
penalti, yang langsung disambar oleh Gomez. Skor, 3-1 untuk Lazio.
Menit 94, pertandingan pun usai. 3 poin menjadi titik
balik Lazio dari kekalahan atas Sassuolo. 3 poin yang indah, yang akan selalu
diingat oleh suporter kedua tim. Setidaknya, mereka mengingat sampai pertemuan
selanjutnya.
Final Result - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Match Stats - footballmanagerwriter.blohspot.com |
Berikut video cuplikan gol-gol yang tercipta pada pertandingan tersebut:
Highlight - footballmanagerwriter.blohspot.com |
3 poin dari AS Roma membuat Lazio merangkak naik ke
posisi 2, dengan hanya berjarak 1 poin dari sang pemuncak klasemen sementara,
Juventus. Namun, musim masih panjang. Masih banyak pertandingan berat yang
harus dijalankan.
Bagaimana kisah selanjutnya? Simak terus ya!
Comments
Post a Comment
Add your message here...