Derbi Panas Tim Ibu Kota! – Football Manager 2017

Setelah kemarin saya membahas mengenai pergerakan Lazio di bursa transfer hingga ditutupnya bursa transfer, kali ini musim Lazio pun terus berlanjut. Melewati 2 pekan jeda internasional, Lazio lalu ditunggu oleh Sampdoria yang sudah siap untuk menjamu di rumah kebanggaannya, Stadion Luigi Ferraris.




Setelah 2 kemenangan yang telah kami dapatkan sebelumnya, tentu kami berusaha untuk memperpanjang laju rentetan kemenangan tersebut. Namun, cerita berakhir lain di Luigi Ferraris. Lazio harus puas mendapatkan hasil imbang setelah ditahan oleh Sampdoria dengan skor akhir 0 - 0. Setelahnya, Lazio berhasil bangkit dan kembali membukukan 2 kemenangan beruntun atas Bologna dan Cagliari sebelum akhirnya kembali bermain imbang 0 – 0 melawan Inter Milan.

Pola yang sama pun terjadi setelah Lazio bermain imbang 0 – 0 melawan Inter. Lazio berhasil meraih 2 kemenangan beruntun lagi, kali ini atas Torino dan Chievo, sebelum akhirnya lagi-lagi ditahan imbang dengan skor 0 – 0 yang kali ini diberikan oleh Empoli.

Kemudian, Lazio berhasil meraih kemenangan dari Palermo. Namun, mimpi buruk kami datang 4 hari setelahnya, ketika Lazio harus bertandang ke markas Sassuolo. Di sana, kami harus menelan kekalahan pertama kami pada Serie A musim ini, setelah mantan pemain Lazio musim lalu, Alessandro Matri memberikan 2 gol kemenangan untuk Sassuolo. Pertandingan pun berakhir dengan skor 3 – 2 untuk Sassuolo.

Lazio Fixture - footballmanagerwriter.blohspot.com

Sepulangnya kami dari markas Sassuolo, kami harus dihadapkan dengan pertandingan berat di Giornata berikutnya. Pertandingan penuh makna yang akan menguras habis segala kondisi serta emosi. Pertandingan yang mempertaruhkan gengsi, juga harga diri. Ya, derbi tim ibu kota antara Lazio melawan AS Roma.

Pertemuan pertama kali ini, Lazio terlebih dahulu-lah yang harus menjamu AS Roma. Selisih 2 poin pada tabel klasemen sementara membuat Lazio berada di peringkat 3, membelakangi AS Roma yang siap menerkam diperingkat 5. Namun kali ini, Lazio harus bekerja lebih extra setelah menelan kekalahan dari Sassuolo.

League Table - footballmanagerwriter.blohspot.com

Akhirnya, pertandingan itu pun tiba. AS Roma datang dengan rasa haus akan kemenangan, dan sangat berambisi untuk meraih 3 poin agar dapat membangkitkan kembali mental mereka setelah menerima 2 hasil imbang beruntun sebelumnya. Sementara Lazio pun tak mau dipecundangi di kandang sendiri, serta harus melupakan hasil pertandingan sebelumnya dan fokus pada pertandingan ini.

Atmosfer pertandingan pun terus merasuk kedalam diri setiap pemain, staff, maupun para suporter yang hadir. Aura sebuah pertandingan yang panas dan juga keras. Stadion pun mulai dipenuhi suporter dari kedua kubu tersebut. Nyanyian mulai terdengar dari tribun. Sementara di ruang ganti, para pemain Lazio berusaha untuk fokus memperhatikan arahan dari sang pelatih. Rasa gugup mulai merasuki perasaan beberapa pemain, membayangkan betapa kerasnya pertandingan ini. Namun, tak sedikit pula pemain yang semakin merasa bergairah dan bersemangat untuk menjalani pertandingan ini.

Pertandingan pun segera dimulai. Para pemain pun memasuki area pertarungan. Terlihat para pemain sudah mulai berbaris rapi memasuki lapangan, serta tak lama kemudian saling berjabat tangan sebelum pertempuran dimulai. Dari sisi taktis, Lazio memainkan formasi 4-3-1-2 dengan memasang 2 wingback di sisi sayap dan menumpuk 3 pemain tengah sejajar yang akan mengcover lini pertahanan maupun lini serang. Sementara AS Roma bermain dengan formasi 4-2-3-1 dengan mengandalkan Dzeko sebagai tumpuan serangan, dibantu oleh 3 pemain dibelakangnya.

Line up Lazio vs Roma - footballmanagerwriter.blohspot.com

Kick off pertandingan pun dilakukan. AS Roma lebih dulu mendapatkan kesempatan untuk menguasai bola. 56 detik pertandingan berjalan, seluruh suporter Lazio terdiam, mereka kaget, emosi, kesal. Tanpa diduga, Vermaelen berhasil membobol gawang Lazio hanya dalam waktu kurang dari 1 menit pertandingan berjalan. Berawal dari sepak pojok yang didapatkan AS Roma, Vermaelen yang lepas tanpa kawalan pun berhasil menanduk bola untuk merobek jala gawang Lazio. Skor 0 – 1 untuk AS Roma.

Lalu, pertandingan pun dimulai kembali. Kali ini Lazio terus menguasai bola dengan hati-hati. Juga dengan visi yang sama, menyerang agar dapat menyamakan kedudukan. Dari tribun, para suporter terus bernyanyi dan memberikan semangat kepada pemain-pemain yang bertanding dilapangan. Kembali ke lapangan, melalui sebuah skema umpan panjang dari tengah lapangan, Immobile yang lolos dari kawalan pemain bertahan pun berhasil membuat Lazio menyamakan kedudukan. Skor berubah menjadi 1-1. Raut muka para suporter Lazio pun kembali ceria. Mereka kembali bernyanyi lepas sambil berharap bahwa timnya akan membawa pulang kemenangan. Sementara suporter AS Roma kali ini terdiam, namun tetap yakin akan mendapatkan hasil positif pada pertandingan ini.

Memasuki menit 27, tribun mulai menggila. Sorak sorai suporter Lazio bergema ke seluruh antero stadion. Isaac Cofie kali ini menjadi aktor utama menggilanya para suporter Lazio. Melalui skema umpan-umpan pendek, Isaac Cofie yang melakukan pergerakan pun dilihat dengan jeli oleh Keita Balde yang mengirimkan umpan membelah pertahan AS Roma. Umpan tersebut pada akhirnya berhasil dimanfaatkan oleh Cofie menjadi sebuah gol. Selepas gol itu, teriakan gembira para suporter Lazio pun menjadi-jadi. Sementara AS Roma pun kembali terdiam. Para pemain, hingga suporter pun mulai merasa kecewa. Beberapa pemain AS Roma mulai menunjukkan wajah kesal, dan rasa tidak terima. Namun, pertandingan baru berjalan 27 menit. Masih banyak hal yang akan terjadi selanjutnya.

Skor 2-1 untuk Lazio. Selepas itu, kedua tim pun saling melakukan serangan demi serangan. Lazio berhasil beberapa kali mengancam melalui Immobile dan Felipe Anderson. Sementara AS Roma mulai memberikan secercah harapan untuk para suporternya melalui Nainggolan dan Dzeko. Sampai babak pertama selesai, skor tetap 2-1.

Jeda istirahat babak pertama, para pemain dari kedua tim mulai melakukan evaluasi taktik agar mendapatkan hasil yang lebih baik di babak kedua. Dari kubu Lazio sang manajer membuat perubahan taktikal kepada Senad Lulic, sang pemain bertahan kiri. Ia diberikan peran lebih bertahan (Defend) dari sebelumnya diberikan peran Support. Sementara di ruang ganti AS Roma, terdengar teriakan-teriakan yang berasal dari luapan emosi para pemainnya. Mereka kecewa dan tidak terima, mereka marah, dan siap untuk menuangkan segala emosinya di babak kedua nanti. Dari segi taktikal, AS Roma mengubah formasi mereka menjadi sedikit tidak lazim. Mereka secara tak terduga memasang formasi 4-2-4, dengan 4 pemain yang berdiri sejajar didepan, serta Dzeko yang keluar digantikan oleh Leandro Paredes.

Lazio vs Roma Supporters - footballmanagerwriter.blohspot.com

Babak kedua pun dimulai. Luapan emosi mulai terlihat di jalannya pertandingan. Tekel keras pun mulai saling diberikan oleh beberapa pemain AS Roma. Namun, baru 3 menit babak kedua dimulai, mereka harus kembali menelan pil pahit. Ya, mereka harus kembali menahan emosi mereka, setelah Vermaelen, sang pencetak gol pertama, mendapatkan kartu kuning keduanya yang membuat ia harus meninggalkan lapangan lebih dulu. Immobile yang kembali lepas dari penjagaan, seolah menjadi momok menakutkan yang memaksa Vermaelen harus melakukan tekel dari belakang.

Vermaelen pun diusir. Seluruh pemain AS Roma merasa tidak terima. Mereka semakin kesal dan kecewa. Ketegangan pun dimulai berkat kartu merah tersebut. Keributan-keributan kecil pun tak bisa dihindarkan. Saling dorong, serta adu mulut terjadi. Namun, beruntunglah kejadian itu tak berlangsung lama. Permainan kembali dilanjutkan tanpa ada tambahan kartu kuning maupun merah. Pekerjaan para pemain AS Roma semakin berat dengan 10 pemain tersisa.

Kartu merah itu pun memaksa AS Roma kembali melakukan pergantian pemain. Namun, alih-alih melakukan pergantian untuk memperkuat lubang yang ditinggalkan Vermaelen, AS Roma malah memasukan Salah yang menggantikan Perroti. Dan kemudian, pertandingan pun kembali berjalan. Dengan 10 pemain, AS Roma terlihat begitu kesulitan untuk mengambil alih permainan dari Lazio, meskipun sempat beberapa kali memberikan serangan yang mengancam.

AS Roma yang begitu bernafsu untuk meraih kemenangan, kembali melakukan pergantian pemain dengan memasukkan El Shaarawy yang menggantikan Grenier. Dengan 4 pemain bernaluri menyerang tersebut, diharapkan AS Roma dapat menyamakan kedudukan ataupun meraih kemenangan. Sementara Lazio, baru melakukan pergantian pemain pada menit 63 dengan masuknya Radu yang menggantikan Lulic, pemain yang tampil buruk selama pertandingan ini. Pada menit 76, Lazio menghabiskan sisa jatah pergantian pemainnya dengan memasukan Alejandro Gomez dan Alessandro Rossi yang masing-masing menggantikan pos Felipe Anderson dan Keita Balde.

Namun, sial tetaplah sial. Bahkan kali ini AS Roma bisa dibilang sangat sial. Pada menit 84, Federico Fazio harus ditarik keluar lapangan karena mengalami cidera. AS Roma terpaksa harus menghabiskan sisa pertandingan dengan 9 orang pemain, karena sudah tidak ada lagi slot untuk pergantian pemain. Semua suporter AS Roma terlihat sudah putus asa. Dengan 9 orang pemain dan tertinggal 1 gol, mereka berfikir semuanya sudah selesai. Sebagian suporter AS Roma pun beranjak dari kursinya. Mereka sudah tidak mau lagi menonton pertandingan ini. Beberapa dari mereka berkata bahwa semua ini hanya lelucon. Mereka semua sangat marah dan tidak terima.

Di lapangan, para pemain AS Roma harus menghadapi kenyataan, lalu berjuang dengan 9 pemain tersisa. Lazio pun makin menjadi-jadi. Serangan terus diberikan, seperti tidak memiliki rasa tega. Mereka sangat bernafsu untuk menghabisi sang musuh bebuyutan. Hingga pada akhirnya, di menit 92, Alejandro Gomez datang untuk memberikan kepastian. 3 poin menjadi milik Lazio. Gol nya pada menit itu pun memperlebar jarak, dan membuat suporter Lazio semakin teriak lebih kencang lagi. Rasa sedih mulai terlihat dari para pemain AS Roma. Mereka terasa sangat terpukul pada pertandingan ini. Alejandro Gomez datang sebagai sosok antagonis bagi AS Roma. Memanfaatkan serangan balik, Immobile yang menggiring bola di sisi kanan dengan mudahnya memberikan umpan ke tengah kotak penalti, yang langsung disambar oleh Gomez. Skor, 3-1 untuk Lazio.

Menit 94, pertandingan pun usai. 3 poin menjadi titik balik Lazio dari kekalahan atas Sassuolo. 3 poin yang indah, yang akan selalu diingat oleh suporter kedua tim. Setidaknya, mereka mengingat sampai pertemuan selanjutnya.


Final Result - footballmanagerwriter.blohspot.com
Match Stats - footballmanagerwriter.blohspot.com

Berikut video cuplikan gol-gol yang tercipta pada pertandingan tersebut:

Highlight - footballmanagerwriter.blohspot.com

3 poin dari AS Roma membuat Lazio merangkak naik ke posisi 2, dengan hanya berjarak 1 poin dari sang pemuncak klasemen sementara, Juventus. Namun, musim masih panjang. Masih banyak pertandingan berat yang harus dijalankan.

Bagaimana kisah selanjutnya? Simak terus ya!

Comments