Hai guys, akhirnya artikel ini rilis untuk melanjuti
perjalanan cerita Lazio-nya saya. Saat ini, musim 2016-2017 sudah ditutup.
Banyak cerita dan perjuangan keras yang telah kami hadapi selama musim
berlangsung. Berikut rekap serta lanjutan perjalanan kami dari artikel
sebelumnya hingga musim berakhir.
Setelah membahas mengenai pergerakan transfer Lazio padabursa transfer musim dingin, musim pun terus berlanjut. Selepas mengalahkan AC Milan, Lazio kembali dihadapkan dengan pertandingan-pertandingan yang cukup berat di liga. Kaj Sierhuis yang kembali tampil gemilang dan turut serta menyumbang sebuah gol melanjutkan tren apik Lazio setelah menumbangkan Milan di Coppa Italia pada pertandingan sebelumnya.
Hingga akhir musim, perjalanan kami tidak semulus yang
awalnya kami bayangkan. Lazio beberapa kali pulang tanpa 3 poin ditangan.
Posisi kami pun hampir diambil alih oleh Juventus yang terus membuntuti di
peringkat kedua. Untungnya, Juventus pun tampil kurang konsisten sehingga kami
bisa terus menikmati puncak klasemen.
Momen yang kami tunggu pun tiba. Pada Giornata 37, kami
yang bermain imbang 1-1 melawan Crotone pun akhirnya dipastikan keluar sebagai
juara Serie A setelah selisih 4 poin yang tidak mungkin dikejar oleh Juventus.
Kami pun menutup liga dengan baik, kemenangan 2-0 melawan Udinese di Olimpico
pun memberikan kami pesta yang indah untuk merayakan gelar juara di rumah kami
sendiri.
Hasil draw melawan Crotone mengunci titel juara - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Juara di giornata 37 - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Klasemen pada giornata 37 - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Catatan cukup impresive pun kami torehkan di Serie A.
Keluar sebagai juara dengan torehan 87 poin merupakan sebuah hal yang tidak
kami duga sebelumnya di awal musim. Dari 38 pertandingan yang kami jalani, kami
berhasil meraih 25 kemenangan, 12 hasil imbang, dan hanya 1 kali kekalahan. 3-2
melawan Sassuolo merupakan satu-satunya kekalahan kami di liga musim ini.
Coppa Italia...
Sementara di Coppa Italia, setelah menggugurkan AC Milan
pada babak perempat final, kami harus menghadapi tetangganya - Inter Milan - di
Semi Final. Lagi-lagi, kegemilangan Kaj Sierhuis menjadi momok menakutkan bagi
Inter Milan ketika dihancurkan 4-0 di rumahnya sendiri, Giuseppe Meazza pada
Leg pertama semi final Coppa Italia. Kami pun berhasil mengunci satu spot di
final setelah kembali mengalahkan Inter Milan 1-0 pada Leg kedua.
Sementara lawan kami di final pun nampaknya sudah bisa
dengan mudah ditebak. Melaju dengan mulus setelah mengandaskan Fiorentina
dengan aggregate 8-0 di Semi Final, Juventus menjadi salah satu kandidat
terkuat untuk memenangkan kompetisi ini.
Pertandingan final pun dihelat di Olimpico. Lazio bermain
dengan kekuatan penuh dan semangat yang tinggi untuk mengawinkan gelar juara
liga yang sudah diraih dengan gelar Coppa Italia. Sementara Juventus pun sangat
menginginkan untuk menang pada kompetisi ini untuk setidaknya mengakhiri musim
dengan 1 trophy setelah langkahnya di Liga Champions pun terhenti di kaki
Atletico Madrid.
Laga final pun dimulai, kedua tim saling serang untuk
memastikan gelar juara. Pada menit 23, Sami Khedira membuat Juve unggul berkat
tendangan kerasnya yang memanfaatkan umpan dari Dybala. Babak pertama berakhir
dengan keunggulan Juventus.
Pada babak kedua, Lazio meningkatkan tempo permainan dan
keluar lebih menyerang. Alhasil, striker utama Lazio, Immobile pun berhasil
menyamakan kedudukan. Tendangan dari luar kotak penaltinya pun berhasil
membangkitkan semangat para pemain Lazio.
Lazio semakin gencar menyerang setelah kedudukan kembali
berimbang. Memasuki menit 83, gol kembali terjadi. Gol tersebut menjadi sebuah
gol penentu yang mengunci gelar juara. Berawal dari skema counter attack di
sisi kiri, Kwadwo Asamoah berhasil mencetak gol memanfaatkan umpan matang dari
Dybala. Juventus unggul 2-1 hingga pertandingan berakhir. Lazio gagal
mengawinkan dua gelar domestik.
Juventus memenangkan Coppa Italia - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Perjalanan Lazio dan Juventus pada Coppa Italia - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Statistik Pemain
Musim 2016-2017 merupakan musim yang hebat bagi Lazio.
Berhasil keluar sebagai juara liga pun menuntaskan penantian lama yang telah
ditunggu selama 17 tahun.
Ciro Immobile berhasil membuat kagum seluruh tifosi Lazio
atas kontribusi 21 golnya selama musim berjalan. Sementara Felipe Anderson dan
Keita Balde menjadi pemain Lazio dengan torehan assist terbanyak dengan 8
assist. Wesley Hoedt pun tampil prima di lini belakang. Hengkangnya De Vrij
menjadi pembuktian kapasitas Hoedt untuk terus menjadi pemain inti Lazio. Hoedt
menjadi pemain Lazio dengan rating tertinggi, yaitu 7,54.
Statistik akhir musim pemain Lazio - footballmanagerwriter.blogspot.com |
Musim pun berakhir, sekarang saatnya Lazio sejenak
beristirahat agar dapat kembali lagi dengan pikiran yang jernih untuk kembali
mengarungi musim berikutnya.
Comments
Post a Comment
Add your message here...